Musi Banyuasin Indonesiabersatu.id-Memasuki Usia Ke – 65 Tahun, kabupaten Musi Banyuasin kini memiliki Perkembangan Pesat, baik disektor Infrastruktur, Perekonomian, Perkebunan, Migas, Pendidikan, dan Dunia Kesehatan.
Tercatat kabupaten Musi Banyuasin Semenjak berdiri pada 28 September 1956 lalu, kini telah berkembang dan menuai pujian baik ditingkat Provinsi, Nasional bahkan sampai dititik International.
Diketahui, kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan data yang dihimpun pada Tahun 2021 ini memiliki Dana APBD Terbesar di Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 4 Triliun lebih. Hal ini sesuai dengan Luas Wilayah yang dimiliki serta PAD yang dihasilkan.
Dari data yang tercatat, kabupaten Bumi Serasan Sekate memiliki luas wilayah seluas 14.265.96 Kilometer Persegi, yang didominasi dataran Gambut selebihnya dari segi Topografi Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari bermacam-macam jenis topografi.
Di sebelah Timur Kecamatan Sungai Lilin, sebelah Barat Kecamatan Bayung Lencir dan di daerah pinggiran Sungai Musi sampai ke Kecamatan Babat Toman, tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan dipengaruhi oleh pasang surut.
Sedangkan di daerah lainnya tanahnya terdiri dari tanah dataran tinggi dan berbukit dengan ketinggian antara 20 sampai dengan 140 m di atas permukaan laut. Hidrologi dan Klimatologi kabupaten Musi Banyuasin memiliki iklim tropis dan basah dengan curah hujan bervariasi antara 26,5 sampai 251 mm sepanjang tahun 2006.
Curah hujan paling banyak pada bulan April 2006 dan hari hujan paling banyak pada bulan Januari 2006.
Dilihat dari segi hidrologi, Kabupaten Musi Banyuasin merupakan daerah rawa dengan sungai besar dan kecil yang cukup banyak.
Kondisi ini berguna bagi kegiatan irigasi/pengairan pertanian sehingga pencetakan sawah baru dapat mempertimbangkan keberadaan sungai-sungai tersebut. Sedangkan guna memenuhi keperluan penduduk dalam hal pemenuhan air bersih, keberadaan sungai tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk pengambilan air baku PDAM.
Kawasan Budidaya Jenis penggunaan lahan/tanah di Kabupaten Musi Banyuasin dibedakan dalam 15 (lima belas) jenis penggunaan. Jenis penggunaan tanah yang penyebarannya paling luas berupa Hutan Primer dengan luas 535.421,57 Ha atau 37,53 % dari luas total Kabupaten Musi Banyuasin.
Jenis penggunaan lahan lainnya yang penyebarannya cukup luas yaitu berupa kebun rakyat dengan 312.613,30 Ha atau 21,91 % dari luas kabupaten, selanjutnya perkebunan besar dengan 127.215,63Ha atau 8,92 % dari luas wilayah kabupaten disusul kebun campuran dengan 121.538,79 Ha atau 8,52 % dari luas wilayah Kabupaten Musi Banyuasin merupakan penggunaan terbesar ke empat.
Sedangkan jenis penggunaan lahan/tanah lainnya penyebarannya relatif lebih kecil jika dibandingkan keempat penggunaan di atas. Kawasan Lindung Daya dukung lingkungan yang mempengaruhi pengembangan wilayah Kabupaten Musi Banyuasin kedepan adalah semakin luasnya kawasan tergenang yang diakibatkan, tingginya erodibilitas (tingkat erosi) pada beberapa kawasan terutama sepanjang kanan kiri sungai yang dimanfaatkan materialnya untuk pembangunan melalui penambangan batu pasir Semakin bertambahnya kawasan terbangun disepanjang bantaran sungai yang berdekatan dengan ruas jalan.
Di HUT Ke – 65 Tahun ini, salah satu Anggota DPRD kabupaten Musi Banyuasin termuda dari Fraksi Golongan Karya (Golkar) Karan Karnedi SH berharap, Alhamdulilah Muba dimasa kepemimpinan bupati sekarang banyak kemajuan dan terobosan seperti replanting sawit yang berhasil.
” Peningkatan insfratuktur jalan yang lebih baik, bidang kesehatan yang bisa kita lihat dan rasakan yang lebih baik dan masih banyak yang lain-lainnya,” ujar Karan.
Harapan kami semoga kedepan Muba tetap menjadi daerah percontohan dan bisa lebih baik lagi dan berhasil mencapai cita-cita Muba Maju Berjaya. “Banyak ujian yang menerpa daerah di seluruh indonesia salah satunya badai COVID-19. Dan Alhamdulilah Muba mampu bangkit dan melalui badai itu,” tukasnya.(ApriIB)